FTV & Perbendaharaan Cerita Cinta

Nonton FTV itu berbanding lurus dengan memperluas perbendaharaan cerita cinta. Berhubung saya bukan pakar, ahli, expert, orang yang berpengalaman, atau apalah itu sebutannya, FTV banyak membantu saya untuk setidaknya tau beragam cerita cinta. Mulai dari percikan-percikannya, prosesnya, syndrome-nya, sampai happy ending-nya.

Memang sih, ada beberapa cerita yang nggak banget. Tapi sebagian besar, lucu dan patut disimak kok. Apalagi didukung pemain yang oke punya. Makinlah saya rela beresin nonton sampe lewat tengah malam. Meskipun udah bisa ketebak endingnya bagaimana, cuma rasanya kurang afdol kalo ga diselesaikan. Finish what you have started!

Jam tayangnya pun pas banget. Kadang selesai di jam 12 malam, kadang di jam 1 dini hari. Begitu sampai di akhir cerita, saya menyimpulkannya dengan senyum, dan mengakhirinya dengan menutup mata. Berharap mimpi indah seindah cerita cinta yang baru aja selesai ditonton.

Paling menarik, cerita cinta sederhana dengan setting lokasi yang sederhana pula. Terlebih kalau mengambil background suatu daerah atau desa kecil. Lengkap dengan logat daerah setempat. Dari cerita-cerita silly itu, saya sadar (entah ini menyesatkan atau tidak) bahwa cinta bisa datang darimana saja. Cinta bisa datang pada siapa saja. Cinta bisa datang kapan saja. Dan cinta bisa datang dengan cara apapun.

Namun dari sisi lain pikiran saya, ‘lah kok mudah sekali ya cerita cinta ini terukir?’ Tak perlu waktu yang lama, tak perlu ngoyo, tak perlu sampai pada titik desperado, dan tak perlu tak perlu lainnya. Semuanya mengalir. Ndak pernah mampet. Lebih banyak mengandalkan kebetulan. Aaaah apakah memang seperti itu kenyataannya? Semudah itu? Sesederhana itu? Hingga suatu saat nanti saya dapat membuktikannya, dengan senang hati saya akan terus menjadi penonton setianya 😀

Note: FTV ga selalu tentang cerita cinta. Salah satu favorit saya yang juga Pemenang FTV Awards 2011 berjudul “Papi, Mami, dan Tukang Kebun”. Emang bagus banget. Ceritanya mengalir bak mata air. Sederhana tapi sarat makna. Tentang kehidupan sosial. Si Miskin dan Si Kaya.

Potongan scene dari Papi, Mami dan Tukang Kebun